Pages

Jumat, 29 Maret 2013

PANDUAN MEMBUAT PTK


1. Pendahuluan

          Panduan Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) – Paradigma tugas guru mulai berubah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan tugas guru sebagai pengajar. Hal itu berubah di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yakni tugas guru mendidik. Untuk melaksanakan tugas mendidik itu ditegaskan oleh Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru wajib memiliki empat kompetensi. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.
Sebagai pendidik yang memiliki kompetensi profesional, guru membuktikannya dengan sertifikat. Sertifikat itu didapat melalui kegiatan sertifikasi guru. Peraturan  Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2006 tentang Sertifikasi Guru menyatakan bawa guru harus mengumpulkan dokumen untuk pengisi portofolio. Salah satu dari komponen portofolio itu adalah pengembangan profesi. Salah satu dari komponen pengembangan profesi itu adalah laporan penelitian tindakan kelas.
          Berdasarkan hal itu, penelitian tindakan kelas (PTK) menjadi penting bagi guru. Ada semacam kemutlakan bahwa guru harus melakukan kegiatan ini. Bahan sederhana ini merupakan sumbangan kepada sejawat guru untuk melakukan PTK. Panduan sederhana bagi guru untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan  membaca bahan ini, kesulitan-kesulitan yang selama ini dialami guru ketika melakukan PTK, mudah-mudahan teratasi.
Bahan sajian ini ditulis dalam dua bagian atau dua garis besar isi. Bagian pertama membahas konsep-konsep dasar penelitian tindakan kelas. Bagian ini dimaksudkan untuk mengantarkan pembaca ke tingkat pemahaman konsep menuju penerapan atau aplikasi. Konsep-konsep disajikan secara sederhana, secara lugas, dan diiringi dengan contoh-contoh kongkret. Dengan penyajian dan contoh itu memungkinkan guru dapat memahami konsep dengan mudah. Selain itu, bagian ini juga disajikan secara bervariasi dan menghimpun sejumlah pendapat pakar tentang konsep penelitian tindakan kelas. Pendapat-pendapat itu ditampilkan untuk meletakkan pemahaman dasar tentang konsep penelitian tindakan kelas. Dengan demikian pembaca akan dapat membuat konklusi dari  sajian ini.
          Bagian kedua adalah bagian penerapan. Bagian ini membukakan jalan bagi sejawat guru untuk melangkah menuju kegiatan PTK. Kegiatan diawali dengan menyusun perencanaan atau proposal penelitian tindakan kelas. Dari mana dan bagaimana memulai kegiatan penelitian tindakan kelas, dijelaskan pada bagian ini. Selanjutnya dijelaskan dalam bentuk pelatihan-pelatihan praktis secara bertahap dan berkesinambungan. Guru dipandu melangkah secara bertahap, selangkah demi selangkah, hingga sampai ke pelaksanaan tindakan dan penyusunan laporan.
          Dengan dua garis besar sajian ini, diharapkan guru bukan saja memahami konsep dan teknik penelitian tindakan kelas, tetapi lebih dari itu, yakni guru akrab dan terbiasa melakukan kegiatan ini. Tentu saja hal ini kembali berpulang kepada sejawat guru dalam aplikasinya.
Ada tujuh tujuan yang ingin dicapai dengan sajian ini. Ketujuh tujuan itu adalah agar peserta kegiatan ini mampu: (1) menjelaskan konsep dasar dan pengertian penelitian tindakan kelas;  (2) mengungkapkan karakteristik penelitian tindakan kelas; (3) menjelaskan prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas; (4) mengungkapkan tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas; (5) mendeskripsikan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas; (6) mengidentifikasi masalah yang dapat diteliti; dan (7) menyusun rencana (proposal) penelitian tindakan kelas.

2. Uraian Materi

          2.1 Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas
          Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu upaya dari pihak terkait, khususnya guru sebagai pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajaran itu sendiri. Masalah penelitiannya bersumber dari lingkungan kelas yang dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki, dievaluasi dan akhirnya dibuat suatu keputusan sebagai solusi dan dilaksanakan suatu tindakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran tersebut (Indrawati, dkk. 2001:10).
          Pada dasarnya, guru telah melaksanakan penelitian ini. Guru yang piawai, senantiasa melakukan perbaikan terhadap pembelajaran yang dilakukannya. Jika hari ini guru kurang puas dengan proses pembelajaran yang dilakukan, dia berusaha memperbaikinya untuk besok, dan begitu seterusnya. Ketidakpuasan guru dalam proses pembelajaran adalah mencirikan adanya masalah. Masalah tersebut muncul dari lingkungan kelas. Hal itu dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki.  Dengan kegiatan itu, pada hakikatnya, guru telah melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas adalah salah satu usaha untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan.
          Dengan demikian, konsep dasar PTK adalah: (a) mengetahui secara jelas masalah-masalah yang ada di kelas; (b) mengatasi masalah-masalah yang ada di kelas.
Guru sebagai peneliti dalam PTK, pertama-tama mencari masalah yang dihadapi di kelasnya. Masalah itu ditemukan di dalam pembelajaran, bukan di luar pembelajaran. Kemudian, masalah itu dikaji, dibahas, terutama hal-hal yang berhubungan dengan akibat atau dampaknya, cara mengatasinya, dan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Jadi, peneliti menemukan hal yang harus diperbaiki dan menggunakan tindakan untuk mengatasinya.
Suyanto dalam Depdiknas (2004) menyatakan,
          Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.”
          PTK dikatakan bersifat reflektif karena guru sebagai peneliti selalu memikirkan apa dan mengapa satu dampak tindakan terjadi di kelas. Dari pemikiran itu kemudian dicarikan pemecahannya. Pemecahan tersebut berupa tindakan-tindakan. Sebelum tindakan dilakukan harus ada perencanaan terlebih dahulu. Pada perencanaan inilah terletaknya perbedaan antara yang biasa dilakukan guru dengan PTK yang sebenarnya. Bedasarkan hal itu, Depdiknas mengungkapkan bahwa PTK merupakan: (a) bentuk kajian yang sistematis reflektif; (b) dilakukan oleh pelaku tindakan atau guru; (c) dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.
          Wujud pelaksanaan PTK meliputi sejumlah kegiatan penting. Kegiatan itu adalah: refleksi awal, perencanaan, tindakan, observasi untuk keperluan evaluasi. Selanjutnya dilakukan refleksi terhadap hasil tindakan. Begitulah seterusnya sampai memenuhi siklus yang direncanakan. Refleksi awal dimaksudkan untuk menemukan masalah-masalah yang harus dipecahkan. Hasil refleksi itu menjadi acuan untuk menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan itu berupa alternatif-alternatif pemecahan masalah. Sedangkan tindakan adalah kegiatan memilih alternatif terbaik dan kemudian melakukan tindakan sesuai dengan alternatif pilihan itu. Observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang tindakan-tindakan yang dilakukan. Data-data itu kemudian dijadikan sebagai bahan evaluasi. Sedangkan refleksi akhir dimaksudkan untuk melihat kembali masalah-masalah yang telah terselesaikan dana masalah-masalah baru yang timbul karenanya.
         
          2.2 Karakteristik PTK
          Indrawati (2001:11) mengungkapkan sepuluh karateristik PTK. Kesepuluh karakteristik itu adalah seperti betikut ini.
          (1) Masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus berasal dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru. Permasalahan penelitian hendaknya bersifa kontekstual dan spesifik.
          (2) Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik-praktik pembelajaran secara langsung ketimbang menghasilkan pengetahuan baru
          (3) PTK berlingkup makro, dilakukan dalam lingkup kecil, bisa satu kelas atau beberpa kelas di satu sekolah sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentatifan sampel. Istilah sampel dan populasi tidak diperlukan dalam PTK, karena hasilnya bukan untuk digeneralisasi.
          (4) Hasil atau temuan PTK adalah pemahaman yang mendalam (komprehensif) mengenai kehidupan/fenomena pembelajaran di kelas.
          (5)  PTK bersifat praktis dan langsung, relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja atau dunia pendidikan.
          (6)  Pada PTK, peneliti (guru) tetap melaksanakan tugas mengajarnya sehari-hari di kelas, dan guru sebagai peneliti dapat melakukan perubahan-perubahan atau pemecahan masalah untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran.
          (7) PTK adalah jenis penelitian terapan yang melibatkan peneliti secara aktif dan langsung, mulai dari pembuatan rancangan penelitian, rencana tindakan, hingga pada penerapannya dengan modifikasi  intervensi yang sesuai dengan perkembangan kelas.
          (8) PTK bersifat fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama dalam masa penelitian, tidak menghiraukan kontrol demi kepentingan pelaksanaan yang lebih terfokus pada penelitian (on the spot experimentation) dan inovasi.
          (9)  PTK dapat dilaksanakan secara koloboratif, yaitu kerjasama di antara guru dan teman sejawat, atau kepala sekolah dan pakar pendidikan, untuk berbagi kepakaran dan pemahaman terhadap  fenomena yang diteliti. PTK juga dapat dilakukan secara individual (oleh hanya seorang peneliti), dan atau dalam bentuk tim peneliti.
          (10) PTK dilaksanakan dengan langkah-langkah berupa siklus yang sistematis, dengan urutan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Depdiknas (2003) menyebutkan  tiga karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK). Ketiga karakteristik  itu adalah: (1) permasalahan diangkat dari dalam kelas; (2) penelitian bersifat kolaboratif; dan (3) adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki pembelajaran.
Permasalahan PTK harus diangkat dari dalam kelas. Bukan masalah di luar kelas. Artinya, masalah-masalah yang menjadi dasar dari PTK adalah masalah interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran, bukan yang berada di luar itu. Jika tempat tinggal anak jauh dari sekolah, kemudian pembelajarannya terganggu, itu bukan masalah PTK. Akan tetapi, anak tidak mau mengajukan pertanyaan di kelas, ia cendrung pasif, itu dapat dijadikan masalah PTK. Tegasnya masalah PTK adalah masalah yang salusinya dapat ditemukan oleh guru melalui tindakan-tindakan.
          Penelitian bersifat kolaboratif. Artinya penelitian dilakukan bersama oleh guru, baik sesama guru, maupun bersama kolaborator lain seperti dosen, widyaiswara, dan sebagainya. Kolaborasi dilakukan dalam rangka saling memberi dan saling membantu. Saling memberi maksudnya, jika seorang guru tampil dalam pembelajaran, guru lain atau kolaborator lain dapat mengamati. Dari pengamatan itu akan diperoleh masukan untuk perbaikan atau motivasi dari hal-hal yang telah baik. Selanjutnya hal yang telah baik itu dikembangkan.
          Di dalam PTK ada tindakan, ada tindakan tertentu untuk melakukan perbaikan. Perbaikan di dalam PTK bukan berupa teori, anjuran, dan saran. Akan tetapi, perbaikan di dalam PTK berupa tindakan, perlakuan yang benar-benar menjurus atau mengarah kepada perbaikan. Bisa saja tindakan itu berasal dari teori tertentu, tetapi bukan teorinya yang lebih penting, tetapi tindakannya. Sejauh mana kemangkusan suatu tindakan untuk memecahkan masalah, itulah hakikat tindakan tersebut.
         
          2.3 Prinsip-prinsip PTK
          Ada enam prinsip PTK. Keenam prinsip itu adalah:
          (1) PTK yang dilaksanakan oleh guru hendaknya tidak mengganggu tugas utama guru dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya.
          (2) Metode pengumpulan data tidak menyita waktu guru dalam mengajar.
          (3) Metodologi yang digunakan harus reliabel sehingga memunginkan guru dapat mengembangkan PBM dan meerapkannya di kelas lain.
          (4) Masalah yang diteliti hendaknya jangan terlalu luas dan kompleks sehingga dapat dipecahkan sendiri oleh guru melalui pelaksanaan PTK.
          (5) Pemecahan masalah hendaknya mengacu pada kebutuhan guru sebagai peneliti, namun tetap memperhatikan prosedur yang harus ditempuh di lingkungan kerja.
          (6) Jika memungkinkan, PTK dilakukan untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan atau prioritas sekolah di masa datang.
         
          2.4 Tujuan dan Manfaat PTK
          Ada lima tujuan PTK. Kelima tujuan itu adalah:
          (1) memperbaiki praksis pembelajaran di kelas; (2) meningkatkan kualitas proses pembelajaran;
          (3) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran; (4) meningkatkan pelayanan sekolah terhadap pembelajar;
          (5) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran.
         



          Sedangkan manfaat PTK adalah:
          (1) inovasi pembelajaran;
          (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah;
          (3) peningkatan profesionalisme guru;
          (4) pengoptimalan pelayanan kepada pebelajar.
         
          2.5 Prosedur Pelaksanaan PTK
          Prosedur PTK terdiri dari empat langkah utama. Keempat langkah utama itu adalah perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Menurut Djojosuroto (2004: 146), keempat prosedur itu dapat dijabarkan seperti berikut ini:
          (1)   Melaksanakan survei terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Teknik yang digunakan: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, tes, atau teknik lain
          (2)   Mengidentifikasi berbagai masalah yang dirasakan perlu untuk segera dipecahkan. Misalnya: siswa sangat pasif  selama pembelajaran
          (3)    Merumuskan secara jelas, dengan disertai penjelasan tentang penyebab-penyebabnya. Misalnya siswa sangat pasif selama pembelajaran karena dalam memimpin pembelajaran guru hanya menggunakan teknik ceramah.
          (4)  Merencanakan tindakan   untuk mengtasi masalah yang muncul tersebut. Misalnya untuk pelajaran bahasa Indonesia guru menerapkan teknik bermain peran (role play) dengan mempertimbangkan bahwa dengan teknik tersebut siswa dapat mengembangkan keterampilan berbahasa dengan ragam yang dikehendaki.
          (5)    Melaksanakan tindakan, yang dalam contoh di atas ialah menerapkan teknik bermain peran dalam pelajaran bahasa Indonesia.
          (6)   Melakukan pengamatan terhadap kinerja dan perilaku siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahaui ada tidaknya perubahan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
          (7)  Menganalisis dan merefleksi: menjelaskan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tindakan. Misalnya dengan teknik bermain peran siswa mulai menammpakkan keberaniannya menggunakan bahasa Indonesia dengan ragam tertentu. Masalahnya: mereka masih terkesan malu-malu kucing.
          (8)   Melakukan perencanaan tindakan ulang untuk meningkatkan kualitas kinerja seperti yang dihendaki dan/atau memecahkan masalah yang tersisa, yang di dalam contoh di atas adalah rasa malu-malu kucing. Ketika sampai ke langkah yang kedelapan ini, peneliti sudah memasuki siklus yang kedua.

          Maryunis (2002) menyatakan rangkaian kegiatan dalam prosedur PTK yaitu: (1) merasakan ada yang ‘tidak beres’; (2) memperjelas masalah; (3) merencanakan tindakan; (4) melaksanakan tindakan; (5) mengamati perubahan yang terjadi; dan (6) merenungkan hasil-hasil pengamatan untuk bahan perencanaan berikutnya. Hal itu pada hakikatnya sama dengan yang dikemukakan oleh Djojosuroto di atas.
          Prosedur awal dari PTK adalah merasakan ada sesuatu yang ‘tidak beres’.  Jika ada sesuatu yang tidak beres, pertanda ada masalah. Tentu saja masalah itu bukan satu, mungkin lebih dari satu. Oleh karena itu, peneliti (guru) perlu mencari fokus masalah yaitu masalah yang dianggap paling utama. Fokus masalah itu dianalisis oleh peneliti. Inti analisisnya adalah mengungkapkan faktor penyebab masalah, memprediksi implikasi (akibat yang bisa timbul jika masalah tidak diatasi), dan intervensi (deskripsi beberapa strategi pembelajaran sebagai alternatif untuk memecahkan masalah). Jadi penentuan masalah dan analisis masalah merupakan prosedur awal dari PTK.
          Prosedur kedua adalah rencana pemecahan masalah atau rencana tindakan. Hal-hal yang direncanakan pada tahap ini adalah memilih dan menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan objek PTK; memilih dan menetapkan strategi pembelajaran sebagai tindakan pemecahan masalah; menyusun langkah-langkah penerapan strategi dalam bentuk desain atau rencana pembelajaran; merumuskan kembali masalah, dan diikuti dengan hipotesis tindakan. Jadi ada semacam kegiatan hierarkis pada prosedur ini. Dimulai dari pokok bahasan yang akan diteliti dan diakhiri dengan perumusan hipotesis tindakan.
Perumusan kembali masalah dan hipotesis tindakan disarankan oleh Aleks Maryunis (2002) sebagai berikut:
Masalah:         Apakah dengan melakukan … dapat dicapai …?
Hipotesis Tindakan:    Dengan melakukan … dapat dicapai ….
Prosedur ketiga adalah adalah penetapan rencana pengumpulan data. Hal yang direncanakan pada bagian ini adalah penyusunan instrumen pengumpul data. Instrumen yang disusun ditetapkan untuk pengumpulan data apa, digunakan kapan, dan yang menggunakan siapa, jika memerlukan responden, respondennya siapa dan jumlahnya berapa. Pada bagian ini benar-benar terlihat hal-hal yang berhubungan dengan pengumpulan data.
Prosedur keempat adalah rencana analisis data. Pada bagian ini ditetapkan teknik untuk menganalisis data. Dengan cara atau teknik bagaimana data dianalisis, ditetapkan pada bagian ini. Selain itu, pada bagian ini juga ditetapkan interpretasi data atau refleksi. Dengan demikian, rencana tindakan selanjutnya dapat disusun berdasarkan hasil refleksi. Begitulah seterusnya sampai pada siklus yang kesekian.

          2.6 Masalah-masalah yang Dapat Diteliti
Hopkins dalam Djojosuroto (2004:149 – 150) mengelompokkan masasalah yang dapat diteliti atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah pembelajaran (learning), kelompok kedua pengelolaan kelas (class managemen). Hal yang berkenaan dengan pembelajaran (learning) yang dapat diteliti di antaranya adalah:
(a) pemahaman konsep yang tidak tepat;
(b) kesulitan membaca lambang-lambang;
(c) kesulitan menulis dengan rapi;
(d) kesalahan strategi belajar;
(e) rendahnya prestasi belajar.
Hal yang berkaitan dengan pengelolaan kelas (class managemen) yang dapat diteliti antara lain meliputi:
(a) sering terlambat hadir dalam kelas;
(b) sikap pasif di kelas;
(d) sikap agresif terhadap guru;
(e) sering mengantuk;
(f) sering membolos;
(g) menyontek ketika ujian;
(h) sering tidak menyelesaikan tugas tepat waktu.
          2.7 Proposal dan Laporan PTK
Proposal atau rencana PTK dibuat sebelum penelitian dilakukan. Proposal ini akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Selain itu, proposal juga berguna sebagai bahan untuk mendapatkan dukungan dari pihak sponsor. Dukungan sponsor itu dapat berupa dukungan moral, material, dan dana. Dengan demikian, ada dua fungsi proposal yakni, sebagai pedoman bagi peneliti dan sebagai bahan pertimbangan bagi sponsor untuk membantu pelaksanaan penelitian.
Kerangka atau sistematika proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) banyak variasinya. Variasi itu lebih banyak dipengaruhi oleh jenis rujukan atau ragam pakar yang merumuskannya. Meskipun variasnya banyak, pada hakikatnya variasi itu tidak mengubah konsep dan prinsip proposal PTK. Hal yang disajikan di sini adalah salah satu variasi itu.
Halaman Judul
Halaman Pengesahan



1. Pendahuuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3 Manfaat Penelitian

2. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan

3. Metode Penelitian
3.1 Setting Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Sumber Data
3.4Teknik dan Alat Pengumpul Data
3.5 Teknik Analisis Data
3.6 Indikator Kinerja
3.7 Prosedur Penelitian

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan *)
 4.1 Deskripsi Hasil
 4.2 Pembahasan

5. Penutup*)
 5.1 Simpulan
 5.2 Saran
Lampiran:
Kepustakaan
Personalia Peneliti
Jadwal Penelitian
Rencana Anggara Biaya

3. Pertanyaan dan Tugas
3.1 Pertanyaan
(1)  Jelaskan secara ringkas konsep dasar dan pengertian penelitian tindakan kelas (PTK)!
(2)  Ungkapkanlah dengan jelas  karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK)!
(3)  Jelaskanlah secara ringkas  prinsip-prinsip penelitan tindakan kelas (PTK)!
(4)  Ungkapkanlah secara ringkas tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas (PTK)!
(5)  Deskripsikanlah secara ringkas prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)!
3.2 Tugas
(1) Susunlah rencana penelitian tindakan kelas berdasarkan alur pelatihan ini!
(2) Lakukan penelitian sesuai dengan rencana yang disusun!
(3) Susunlah laporan hasil penelitian!

Diambil dari : http://alifauzan.web.id/panduan-membuat-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html

Kamis, 21 Maret 2013


Bagi rekan-rekan yang ingin melanjutkan pendidikan ke UNIVERSITAS TERBUKA silahkan kunjungi  
http://www.ut.ac.id/ 

Sabtu, 02 Maret 2013

Sistem Rangka Tubuh Manusia



PENDAHULUAN
Sistem rangka melakukan banyak fungsi penting diantaranya menyusun bentuk tubuh, perlindungan, gerakan tubuh, membentuk sel-sel darah, dan tempat penyimpanan mineral.




FUNGSI


1.   Rangka tubuh manusia dibentuk oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah, membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya.
2.   Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk.
3.   Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal .
4.   Rangka merupakan tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen. Hubungan antara dua tulang disebut sendi.

Sendi atau artikulasi
adalah hubungan antara dua tulang. berdasarkan gerakannya sendi dibedakan menjadi 3 jenis: sendi mati, sendi kaku dan sendi gerak
Sendi mati (sinarthrosis), karakter dari sendi ini adalah hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain sangat dekat, dan hanya dipisahkan oleh serabut jaringan ikat. Sendi sinarthrosis ini terdapat pada hubungan antara tulang-tulang tengkorak yang dikaitkan oleh sutura
Sendi kaku (Amfiathrosis), karakterisitik dari sendi ini adalah tulang-dengan tulang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh sendi ini terdapat pada hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin.
Sendi gerak (Diarthrosis), sebagian besar sendi yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sendi gerak. Terdapat enam jenis sendi yang termasuk sendi gerak yaitu:

1. Sendi engsel
Pada sendi engsel, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu. Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu. Contoh sendi pada siku (hubungan antara tulang humerus/lengan atas dengan tulang radius ulna/pengumpil hasta, dan hubungan antara tulang femur/paha dengan tulang tibia fibula /kering betis) sendi pada mata kaki, dan sendi antar ruas jari.
 
2. Sendi putar
Pada sendi putar, ujung tulang satu mengitari ujung tulang lain. Bentuk seperti ini memung-kinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi antara tulang hasta/ulna dengantulang pengumpil/radius.

3. Sendi Pelana atau sendi sela
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua,tetapi dapat bergerak lebih bebas seperti gerakan orang naik kuda. Contoh sendi antara tulang telapak tangan dengan tulang pergelangan tangan.

4. Sendi kondiloid atau elipsoid
Sendi kondiloid memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan ke kiri dan ke kanan, ke depan dan ke belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk kedalam suatu lekuk berbentuk elips. Contoh sendi antara tulang pengumpil dengan tulang pergelangan
tangan.

5. Sendi peluru
Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bonggol. Bentuk ini memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan dapat berporos tiga. Contoh sendi antara tulang humerus/lengan atas dengan tulang gelang bahu, dan sendi antara tulang gelang panggul dengan tulang femur /paha.

6. Sendi luncur
Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan tidak berporos. Contoh sendi antar tulang pergelangan tangan, antar tulang pergelengan kaki, antar tulang selangka, dan antar tulang belikat.

Otot yang menyebabkan pergerakan sendi, melakat pada dua buah tulang yang berbeda dengan perantaraan tendon.Contoh otot melekat pada satu ujung di pangkal tulang humerus, dan ujung lainnya melekat pada tulang pengumpil hasta. Jika otot bisep berkontraksi, maka otot trisep relaksasi. Aktivitas kedua jenis otot ini menimbulkan gerakan menekuk di siku-siku. Jika otot trisep berkontraksi dan otot bisep relaksasi, aktivitas kedua otot tersebut meluruskan kembali lengan.
Sel-sel darah merah (eritrosist) diproduksi di sumsum tulang. Setiap menit dihasilkan rata-rata 2,6 juta sel darah merah baru untuk menggantikan sel darah merah yang telah tua dan dihancurkan di hati.
Tulang merupakan tempat penyimpanan mineral seperti kalsium dan pospor. bila kadar mineral dalam darah tinggi maka akan disimpan di sumsum tulang, demikian sebaliknya bila kadar mineral dalam darah kurang maka akan diambil dari cadangan mineral yang ada dalam tulang.




PEMBAGIAN RANGKA TUBUH MANUSIA

Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas dua bagian yaitu:

A. Skeleton aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan
Skeleton aksial terdiri dari:
1.     Tulang Tengkorak
2.     Tulang dada
3.     Tulang rusuk
4.     ruas-ruas tulang belakang
Tulang Tengkorak Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak.
Jenis-jenis tulang tengkorak adalah:

1. Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
  • bagian parietal --> tulang dahi
  • bagian temporal --> tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga
  • bagian occipitas --> daerah belakang daritengkorak
  • bagian spenoid --> berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji
  • bagian ethmoid --> tulang yang menyususn rongga hidung 






Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.

  2 Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:
  • rahang bawah --> menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas
  • Rahang bawah --> menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
  • palatinum (tulang langit0langit) --> menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut
  • zigomatik --> tulang pipi
  • tulang hidung
  • Tulang lakrimal --> sekat tulang hidung
Tulang dada
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:

  • tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua
  • Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
  • Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan
Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu:
  • Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
  • Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada
  • Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya 1). melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan. 2). melindungi lambung, limpa dan ginjal. 3). membantu pernapasan. 4).

Ruas-ruas tulang belakang
Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 uah tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:
  • tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan atau goyangan "ya" atau goyangan "tidak"
  • Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk
  • Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot
  • Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
  • bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu.


 Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ

B. Skeleton apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial. Skeleton axial terdiri dari :
  • Anggota gerak atas
  • anggota gerak bawah
  • gelang panggung
  • bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx
Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)

Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
  1. Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
  2. Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
  3. karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen
  4. metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
  5. Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
Tulang anggota gerak atas (ekstremitas inferior)

Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:
  1. Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
  2. Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot
  3. Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
  4. Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
  5. Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
  6. Palanges / tulang jari-jari tangan. Tersusunetiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tualng.
Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka)
Tulang gelang bahu disebut juga tulang pectoral bahu tersusun atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang belikat (skapula) dan 2 tulang selangka ( klavikula).


Tulang selangka
Tulang selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.

Tulang belikat
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk.
Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi



Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (di bagian tengah). (Lihat gambar)

 

Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis.

Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.


JENIS TULANG
Jenis tulang yang menyusun tubuh manusia secara umum dibedakan atas 4 kelompok yaitu:
  • Tulang panjang : terdapat pada t. lengan atas (humerus), t. radius / pengumpil, t. ulna / hasta, t. metakarpal / telapak tangan
  • Tulang pendek: terdapat pada tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
  • Tulang pipih : terdapat pada tulang rusuk, t. dada, t. tengkorak, dan gelang bahu
  • Tulang tidak beraturan: terdapat pada beberapa tulang tengkorak, dan ruas-ruas tulang belakang.
STRUKTUR TULANG
Tulang keras memiliki dua macam bentuk yaitu tulang kompak yang padat dan keras dan tulang spons yang berlubang-lubang dan rapuh. Tulang kompak bentuknya padat, keras dan membentuk perlindungan luar untuk jaringan tulang lainnya.

Tulang spons terletak di bagian dalam dari tulang kompak, rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-rongga. tulang spons terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak.
Jaringan tulang disusun oleh beberapa bentuk sel tulang, yang terdapat dalam cairan ekstraseluler (matriks) berupa garam-garam anorganik (sebagain besar berupa kalsium dan fosfor). garam-garam organik inilah yang memberikan kekuatan pada tulang dan serabut kolagen yang memberikan sifat elastis pada tulang.

SEL TULANG
Ada lima jenis sel tulang dalam jaringan tulang, yaitu:
  • Sel Osteogenik: yang memberikan tanggapan terhadap trauma, seperti fraktura (patah tulang). Sel ini memberikan perlindingan pada tulang dan membentuk sel-sel baru, sebagai pengganti sel-sel yang rusak
  • Sel osteoblast: merupakan sel-sel pembentuk sel tulang. Cel ini melakukan kegiatan sintesis dan sekresi mineral-mineral keseluruh subtansi dasar dan subtansi pada daerah yang memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi
  • Sel osteosit: merupakan sel tulang dewasa yang terbentuk dari sel osteoblas. Sel-sel tulang ini membentuk jaringan tulang disekitarnya. Sel osteosit memelihara kesehatan tulang, menghasilkan enzim dan mengendalikan kandungan mineral dalam tulang, juga mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke darah.
  • Sel osteoklas: merupakan sel tulang yang besar, berfungsi untuk menghancurkan jaringan tulang. Sel osteoklas berperan penting dalam pertumbuhan tulang, penyembuhan, dan pengaturan kembali bentuk tulang
  • sel pelapis tulang: dibentuk oleh osteoblas disepanjang permukaan tulang orang dewasa. sel tulang ini mengatur pergerakan kalsiun dan fosfat dari dan kedalam tulang.

OSIFIKASI
Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang rawan (kartilago). Ada dua jenis osifikasi yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. Tulang keras dapat terbentuk baik melalui proses osifikasi intamembran, osifikasi endokondral atau kombinasi keduanya.
osifikasi intra membran berasal dari mesenkim yang merupakan cikal bakal dari tulang.
pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan endoderm. mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.
Osifikasi endokondral adalah pergantian tulang rawan menjadi tulang keras selama proses pertumbuhan. proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.
Sebagian besar tulang juga dapat terbentuk dari gabungan osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. pada proses ini sel mesenkim berkembang menjadi kondroblast yang aktif membelah. sel-sel kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang berupa kondrin. kondroblas berubah menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosit dan menghasilkan mineral
untuk membentuk matriks tulang.
Tulang keras dewasa merupakan jaringan hidup yang tersusun atas komponen organik dan komponen mineral. Komponen organik terdiri atas protein berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan fibroblast, dengan sel-sel hidup yang menghasilkan kolagen dan matriks.
komponen mineral tersusun atas kalsium karbonat yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Selama kehidupan individu, osteoblas terus mensekresikan mineral, sedangkan osteoklast terus mengabsorb mineral. pasien rawat inap dan astronot, tulangnya serikali rapuh disebabkan proses reabsorbsi oleh osteoklast lebih cepat dibandingkan proses sekresi oleh osteoblast.
Tulang-tulang orang yang telah berumur rapuh disebabkan komponen mineral dalam tulang tersebut mulai menurun produksinya.



Sumber:
http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/10/sistem-rangka-manusia.html